.

Selamat Datang Di Mari Belajar IPS

Rabu, 16 April 2014

KATASTROPHISMA vs UNIFORMITARIANISMA


J.Hutton
Dari pengamatannya, Baron Georges Cuvier (1810) melihat adanya kenyataan bahwa pada masa lampau telah terjadi kepunahan beberapa spesies binatang dan tumbuhan yang kemudian timbul kembali spesies fauna dan flora yang baru. Sejarah bumi juga membuktikan adanya pembentukan sederhana pegunungan raksasa secara beulang-ulang, serta masa-masa susut dan genang laut ( regresi dan transgresi ) dar i
dan ke bagian-bagian benua. Semua peristiwa itu terjadi secara mendadak dengan sangat dahsyat (malapetaka) dam=n berlangsung di seluruh muka bumi. Konsep yang beranggapan seperti itu dinamakan teori malapetaka ataukatastrophisme (catastropism)

Menurut teori katastrophisme selama 40.000 tahun terakhir, di bumi telah terjadi empat kali peristiwa malapetakan yang masing menyebabkan kepunahan fauna yang ada dan kemudia tercipta fauna yang baru. Karena umur manusia pendek, kejadian-kejadian itu hampir tidak dapat disaksikan manusia. Konon, peristiwa malapetaka yang terakhir yaitu pada saat banjir besa yang terjadi pada zaman Nabi Nuh.

James Hutton (1726-1797) dan Charles Lyel  (1797-1895) menentang konsep malapetaka yang digagas Cuvier (1810). Mereka menyatakan bahwa peristiwa katastrophisme atau malapetakan hanya terjadi secara setempat (lokal) Perubahan-perubahan besar di muka bumi adalah akibar proses fisika dan kimia yang terjadi secara berangsur-angsur dan berkesinambungan dari dulu hingga sekarang (aktual) dan dapat pula disaksikan sampai saat ini.

Konsep tersebut dinamakan aktualisma dan uniformitarianisma. Sedikit perbedaan, uniformitarianisma menyatakan bahwa kejadian aktual seperti yang sekarang ini, berlangsung pula secara tetap pada masa yang lalu. Dengan demikian, pembentukan batuan dan aktivitas geologi lainnya yang tengah terjadi di saat yang lampau dengan proses  yang serupa (seragam). Proses dalam bumi terjadi secara berulang-ulang, sehingga muncullah diktum the present is the key to the past (J.Hutton. 1785)

Dengan kecanggihan teknologi serta konsep geologi global, para ahli masa kini telah mengembangkan lebih lanjut diktum yang dinyatakan oleh James Hutton tersebut. Dewasa ini telah dicoba untuk memperkirakan apa yang bakal terjadi pada masa yang akan datang berdasarkan rangkaian peristiwa yang terjadi pada masa sekarang. Oleh karena itu, sekarang diktumnya menjadi bertambah dengan the present is the key to the future.


(sumber: Buku Pengantar Ilmu Kebumian, karya: Agung Mulyo)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar